Tuesday, May 20, 2014

Tingkatkan Kapasitas di Bidang Pengendalian Penyakit Infeksi

Tingkatkan Kapasitas di Bidang Pengendalian Penyakit Infeksi

Jakarta – Dewasa ini, kita menghadapi tantangan derasnya arus globalisasi transportasi, perdagangan, dan informasi. Derasnya arus globalisasi ini seakan-akan menghapuskan batas antar negara, bahkan dalam hal penyebaran penyakit menular. Saat ini, kita mendengar munculnya penyakit baru yang disebabkan oleh virus MERS-CoV atau Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus yang berasal di Timur Tengah, serta Kejadian Luar Biasa akibat Penyakit Ebola di Afrika.
“Selain itu, saat ini muncul pula ancaman yang bersumber pada Chemical, Biological, Radiological, Nuclear and Explosives (CBRNE). Ancaman ini digunakan sebagai senjata dalam berbagai konflik – termasuk konflik antar negara,” ungkap Menteri Kesehatan RI dr. Nafsiah Mboi, SpA, M.P.H dalam acara Peringatan HUT Ke-20 RSPI Sulianti Saroso, Selasa (6/05).
Terkait hal tersebut, Menkes menyampaikan bahwa RSPI Sulianti Saroso agar meningkatkan kapasitasnya di bidang pengendalian penyakit infeksi, baik dalam tatalaksana kasus, pencegahan, pengkajian maupun penelitian. Peningkatan kapasitas RSPI Sulianti Saroso hendaknya diiringi dengan langkah penguatan jejaring rujukan dalam kerjasama dengan instansi penyelenggara pelayanan, pendidikan, dan penelitian kesehatan.
“Dengan demikian, solusi berbagai masalah penyakit infeksi yang efektif dan efisien dapat segera diidentifikasi,” jelas Menkes.
Tidak hanya itu, Menkes juga mengharapkan RSPI Sulianti Saroso dapat terus melakukan evaluasi kapasitasnya secara berkala dalam menghadapi kasus-kasus emerging dan re-emerging diseases dengan strain atau varian baru. Hasil evaluasi tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan menyesuaikan metode penanganan penyakit infeksi sejalan dengan kemajuan ilmu dan teknologi.

Mengenai pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Menkes berharap RSPI Sulianti Saroso dapat turut menyukseskan dan mengawal kebijakan JKN, mencegah agar tidak terjadi fraud, kecurangan atau ketidakwajaran dalam pelayanan JKN, melaksanakan kendali mutu dan kendali biaya, dan mengusahakan agar pelaksanaan dan pelayanan JKN benar-benar bermanfaat bagi masyarakat.
“Begitu pula dengan unit terkait di Kementerian Kesehatan, diharapkan pula mendukung peningkatan kapasitas RSPI Sulianti Saroso dalam berbagai aspek termasuk dukungan sumber daya,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan yang didampingi oleh Wamenkes Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc.,Ph.D dan Dirjen BUK Prof. Dr. dr. Akmal Taher, SpU (K) juga meresmikan Fasilitas Gedung Auditorium, Ruang Diklat, dan Fasilitas Pelayanan Medical Check Up. Menkes memberian apresiasi kepada semua pihak yang telah mendukung penyelesaian berbagai fasilitas baru di rumah sakit ini.
“Semoga Gedung Auditorium, Ruang Diklat, dan Fasilitas Pelayanan Medical Check Up yang diresmikan hari ini dimanfaatkan dan dipelihara dengan sebaik-baiknya untuk mendukung pelayanan rumah sakit ini – termasuk pelayanan JKN,” harap Menkes.
Sekilas mengenai peringatan HUT Ke-20, RSPI Sulianti Saroso telah berjasa dalam pengendalian penyakit menular di Indonesia. Sebelum ditetapkan namanya menjadi Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, rumah sakit dengan nama RS Karantina Jakarta ini telah ini berjasa dalam pengendalian penyakit cacar yang kemudian ter-eradikasi pada tahun 1974 dan penyakit kolera yang dewasa ini sudah jarang kita temukan.
“Kita merasa bangga juga bahwa cairan Oralit yang dikenal di dunia sebagai Oral Rehydration Salt atau ORS telah diteliti efektivitasnya dan kelayakan penggunaannya di Rumah Sakit Karantina Jakarta. Oralit berhasil menyelamatkan ratusan juta nyawa di seluruh dunia dari kematian akibat diare,” lengkap Menkes.
Setelah tahun 1994, rumah sakit ini kemudian berjasa dalam pencegahan, pengendalian, dan tatalaksana emerging infectious diseases. RSPI juga mengembangkan tatalaksana kasus HIV AIDS, menghadapi Pandemi SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) tahun 2003, dan menyikapi munculnya Flu Burung yang disebabkan Virus Influenza H5N1 sejak tahun 2005.
“Tidak hanya itu, menghadapi kejadian luar biasa akibat importasi virus Polio Liar dari luar negeri pada tahun 2005, dan menghadapi Pandemi Influenza H1N1 tahun 2009. Apresiasi saya sampaikan kepada segenap karyawan/ karyawati di masa lalu maupun di masa kini atas pengabdiannya dalam pencegahan, pengendalian, dan tatalaksana kasus penyakit infeksi,” ungkap Menkes yang juga berharap seluruh pegawai dapat bekerjasama dan saling mendukung dalam menciptakan lingkungan kerja yang kondusif guna memberikan layanan terbaik kepada masyarakat. ***
**Berita ini disiarkan oleh Bagian Hukormas, Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon : 021-5277734 atau alamat e-mail : humas.buk@gmail.com

No comments:

Post a Comment